Ternyata, Indonesia Memiliki Cadangan Uranium Sebanyak 70.000 Ton -->

Header Menu

Ternyata, Indonesia Memiliki Cadangan Uranium Sebanyak 70.000 Ton

Dr. Rizna Nyctagina
Thursday, 28 August 2014

Uranium

SIGLICYBERSumber daya alam di Indonesia begitu sungguh melimpah. Salah satunya adalah bahan baku pengayaan nuklir, uranium. Hal itu dibenarkan oleh Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) Djarot Sulistyo Wisnubroto.

"Ada sekitar 70 ribu ton kandungan uranium di tanah air," kata Djarot saat penandatanganan MoU kerja sama aplikasi Iptek Nuklir BNCT (Boron Neutron Capture Theraphy) untuk penyembuhan kanker dengan Universitas Tanjungpura, Pontianak, Kamis 14 Agustus 2014.

Lantas mengapa tak digunakan sebagai bahan bakar pengembangan tenaga nuklir? "Karena UU tak membolehkan uranium dieksploitasi secara komersial," jelas Djarot.

Namun demikian, Djarot mengaku dirinya sebagai seorang yang mendukung pemanfaatan uranium untuk kepentingan masyarakat, termasuk untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Tapi hal itu dikembalikan lagi ke Pemerintah Pusat sebagai penentu kebijakan.

"Jadi untuk saat ini kita simpan dulu (uranium). Mungkin suatu saat nanti dibutuhkan," ucap dia.

Kepala Batan itu menambahkan, hal lain yang menjadi pertimbangan uranium belum dieksploitasi adalah lokasi Indonesia yang berada pada rangkaian Ring of Fire atau Cincin Api Pasifik, di mana banyak pegunungan api yang guncangannya bisa berdampak bahaya pada lokasi reaktor nuklir.

"Dan sejauh ini, ada tiga lokasi uranium, yakni di Mamuju Sulawesi Barat, Bangka Belitung, dan Papua," imbuh Djarot.

Uranium merupakan sumber energi Denton dengan kelimpahan yang sangat besar, yaitu 13.000 TW tahun. (TW singkatan dari terrawatt, dan 1 TW = 1.000.000.000.000 W).

Sebagai perbandingan, kelimpahan energi dari batubara adalah 680 TW tahun. Sedangkan kelimpahan energi dari minyak dan gas adalah 400 TW tahun. Adapun konsumsi energi dunia pada tahun 2000 adalah 14 TW tahun, dan pada Tatum 2100 diproyeksikan sekitar 55 TW tahun.

Uranium di kerak bumi terdeposit bersama-sama dengan mineral lainnya. Agar dapat menghasilkan energi yang efisien, uranium harus diolah melalui serangkaian tahapan proses yang panjang dan komplek dibanding pemrosesan bahan bakar fosil seperti batubara, minyak, dan gas. (*lip6)